ExPosKota.Com-etelah sukses menggelar sosialisasi di Desa Danau Indah, Cikarang Barat, pekan lalu, Tim Patroli Sungai Marinir TNI AL kembali turun ke lapangan. Kali ini, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi, menjadi tujuan pada Senin (08/12), disambut puluhan warga yang antusias mengikuti kegiatan.
Dansatgaster Patroli Sungai, Letkol Baron Habibi, dalam sambutannya menegaskan bahwa program sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari MoU No. 32/VI/2025 antara Pemprov Jawa Barat dan TNI AL tentang sinergi pembangunan wilayah pesisir, penguatan Binpotmar, serta surat perintah Pangormabar No. 2511/X/2025 terkait penyiapan Satgaster Patroli Sungai.
Ia menjelaskan bahwa satuan Marinir yang turun ke lokasi hari ini memiliki misi penting: sosialisasi, identifikasi, dan pemantauan kondisi fisik sungai. Mulai dari mendeteksi titik rawan longsor, mencatat sempadan sungai yang dijadikan tempat pembuangan sampah, hingga mengidentifikasi bangunan liar yang melanggar aturan.
“Semua ini kami lakukan agar masyarakat mengetahui kondisi sungai mereka, memahami risikonya, dan bersama-sama mencegah bencana,” jelas Letkol Baron, menegaskan pentingnya peran warga dalam upaya tersebut.
Ia menambahkan, kolaborasi antara aparat desa, DSDA Pemprov Jabar, serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menjadi kunci untuk mengedukasi masyarakat. Harapannya, warga semakin sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan serta ikut menanam pohon di area sempadan sungai sebagai langkah nyata mengurangi risiko banjir.
Di kesempatan yang sama, Ketua Tim Pengendalian Persampahan DLH Kabupaten Bekasi, H. Eddy Sirotim, turut menekankan bahwa ancaman banjir di wilayah Bekasi sebagian besar dipicu oleh ulah oknum yang masih membuang sampah ke sungai.
“TPA Burangkeng luasnya berkurang akibat proyek tol. Dari 2.200 ton sampah per hari, hanya 700 ton yang masuk TPA. Sisanya banyak dibuang ke sungai dan sempadannya yang akhirnya menjadi TPA liar,” ungkap Eddy. Ia menyampaikan apresiasi kepada Marinir TNI AL yang aktif turun ke masyarakat untuk menggelar sosialisasi sungai.
Melalui kegiatan ini, Eddy berharap pola pikir warga berubah—lebih bijak mengelola sampah dari rumah dengan prinsip 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Replant), sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan semangat gotong royong yang mengalir deras, sosialisasi ini diharapkan menjadi titik awal perubahan besar: sungai lebih bersih, lingkungan lebih sehat, dan Bekasi lebih tangguh menghadapi bencana. ( de)












































