MENGENASKAN, di saat Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga ( Disbudpora) Kabupaten Bekasi baru saja membangun gedung olahraga Squash dengan anggaran fantastis Rp 40 Milyar, gedung olahraga Angkat Berat ambruk plafonnya , Sabtu (24/05) sehingga membuat Jimmy, bocor bagian kepala tertimpa reruntuhan saat sedang melatih.
Persoalan tidak semata-mata terhadap pembangunan gedung squash yang dinilai banyak kalangan, juga para pengurus cabang olahraga merasa miris , lantaran sejumlah venue atau gedung sejumlah cabang olahraga masih begitu memprihatinkan.

Gedung Angkat Berat misalnya. Sudah sejak belasan tahun tak pernah tersentuh renovasi, boro-boro dibangun baru. Padahal dmcabang olahraga ini pernah menjadi juara umum di beberapa kali Pekan Olahraga Daerah ( Porda) Jawa Barat.
Bukan cuma itu, sejumlah lifter asal Kabupaten Bekasi bahkan sempat ‘ go internasional “.
Lantas mengapa Pemerintah Daerah melalui Disbudpora tak pernah menyentuh pembangunan gedung angkat besi/angkat berat ( dan gedung olahraga lainnya) ?
Dan mengapa gedung olahraga Squash bisa dibangun sampai menelan anggaran puluhan Milyar, bahkan dianggarkan sampai bertahap dari APBD ke APBD?
Jawaban tegasnya adalah bukan karena Squash ini olahraga yang populis atau memasyarakat, atau juga bukan karena Squash menjadi salah satu cabang olahraga yang berkontribusi besar bagi perkembangan olahraga di Kabupaten Bekasi, yang salah satunya ditandai dengan prestasi, khususnya di ajang Porda/ Porprov.
Jawaban tegasnya adalah karena Iman Nugraha yang kini menjadi Kepala Disbudpora adalah Ketua Umum Pengurus Squash Indonesia ( PSI) Kabupaten Bekasi yang dijabatnya sejak dia masih menjadi Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Kabupaten Bekasi.
Dengan dua jabatan yang pernah dan sedang digenggamnya itu, hal yang mudah bagi seorang Iman Nugraha untuk ” menggolkan” pembangunan Gedung Squash di areal perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi itu.
Sejumlah penggiat olahraga menilai kehadiran Gedung Olahraga Squash lebih pada prestise ketimbang prestasi. Ya prestise seorang Iman Nugraha.
Sebagai Kepala Disbudpora ( yang di dalamnya ada Bidang Olahraga yang ditanganinya) Iman Nugraha mestinya lebih sering turun ke lapangan untuk meninjau kondisi gedung-gedung olahraga yang ada.
Gedung Olahraga ( GOR) Tambun misalnya, kondisinya kini juga mulai memprihatinkan. Padahal GOR Tambun ini sehari-hari dipakai oleh cabang olahraga Basket, Bola Voli, Taekwondo dan Gulat. Namun sentuhan pembangunan atau setidaknya renovasi untuk GOR ini belum terlihat.
Jangan sampai juga, maaf-maaf, ada atlet yang bocor kepala tertimpa lampu gantung di GOR Tambun yang belum pernah dicek kekuatan talinya apakah tidak aus dimakan usia
Nunggu Kepala Bocor Baru Diperbaiki?
Kembali ke gedung , atau lebih pas disebut gubuk tempat para atlet angkat berat/angkat besi berlatih, kini sudah menelan korban , seorang pelatih yang bocor kepala saat melatih.
Haruskah menunggu atlet/ pelatih cedera atau kecelakaan karena bangunan tempat berlatih roboh, baru ada perhatian?
Sejujurnya sebelumnya saya tak mau ambim pusing dengan dibangunnya Gedung Squash yang anggarannya fantastis. Tetapi ketika mendengar kabar seorang pelatih angkat berat bocor kepala karena tertimpa plafon gedung angkat berat yang roboh, membuat saya miris.
Kasus ini hendaknya menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bekasi dengar dinas-dinas terkaitnya. Seorang atlet cidera saat latihan atau bertanding tentulah hal yang lumrah. Akan tetapi atlet atau pelatih cedera karena gedung olahraga roboh , sungguh memalukan. Apalagi terjadi di Kabupaten Bekasi yang APBD-nya sudah tembus Rp 7 Triliun. ( agus suzana)