EXPOSKOTA.COM- Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang ingatkan peran pengembang perumahan dalam menjaga keseimbangan lingkungan, antaranya untuk tidak lagi membangun kawasan perumahan di lahan yang seharusnya berfungsi sebagai resapan air atau daerah aliran sungai.
“Kami meminta kepada para pengembang dan pengusaha properti agar tidak lagi membangun di lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan. Jika ini terus dibiarkan, maka banjir akan semakin parah dari tahun ke tahun. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat,” saat rapat dengan Kementerian PUPR di Jakarta , Selasa (17/03).
Mengantisipasi hal itu, Pemerintah Kabupaten Bekasi, terang Ade Kunang, akan terus berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk pemerintah pusat, provinsi, swasta, dan masyarakat, untuk memastikan bahwa kebijakan pengelolaan lingkungan dan pengendalian banjir dapat berjalan efektif dan memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan dapat menekan laju alih fungsi lahan, meningkatkan efektivitas pengelolaan air, serta mengurangi dampak banjir yang terus melanda wilayah Bekasi setiap tahunnya.
Hal itu senada dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil langkah tegas dalam pengendalian banjir dan menjaga ketahanan pangan dengan melarang alih fungsi lahan di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat.
Gubernur menegaskan bahwa penanganan bencana kini telah memasuki tahap rehabilitasi, bukan sekadar tanggap darurat. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus menyiapkan kerangka kerja yang jelas, termasuk anggaran, untuk mengembalikan fungsi lahan yang terdampak bencana.
“Kita tidak hanya bicara soal banjir, tetapi juga dampaknya terhadap ketahanan pangan. Sungai dan lahan pertanian harus dikembalikan ke fungsi awalnya agar bisa menopang produktivitas beras,” ujar Dedy Mulyadi.
Sementara itu Bupati Ade Kunang mengatakan, kita harus sadar bahwa alam ini bukan hanya untuk kita hari ini, tetapi juga untuk anak cucu kita nanti. Jika kita tidak bertindak sekarang, maka dampaknya akan semakin buruk di masa depan.
“Mari bersama-sama menjaga lingkungan, mengikuti aturan tata ruang yang sudah ditetapkan.” tegasnya.
Ade juga mengajak seluruh warga Kabupaten Bekasi untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama dalam mengelola sampah dengan benar. Salah satu faktor yang memperburuk banjir adalah sampah yang menumpuk di saluran air dan sungai, yang menghambat aliran air saat hujan deras.
“Sungai bukan tempat sampah. Kapasitas Tempat Pembuangan Akhir Sampah Burangkeng di Setu juga sudah dalam kondisi darurat, jadi kita harus lebih sadar dalam mengelola sampah,” ujarnya. ( augus suzana)