EXPOSKOTA.COM ( Garut)- Tim Pendamping Keluarga ( TPK) diharapkan semakin terampil dalam memberikan pelayanan pendampingan, sehingga dapat berkontribusi terhadap penurunan prevelensi Stunting di Jawa Barat menjadi 14 persen di Tahun 2024.
Inspektur Utama BKKBN RI, Ari Dwikora Tono, menyampaikan hal tersebut saat memberikan arahan secara langsung kepada seluruh Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kecamatan. Tarogong Kaler dan Kecamatan. Tarogong Kidul dalam kegiatan Orientasi TPK di Kabupaten Garut, (13-15/03/2024).
Bersama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa dan Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryana, Ari memaparkan sejumlah materi sebagai bekal bagi para TPK dalam memberikan pelayanan pendampingan di lapangan kepada masyarakat kelompok sasaran.
Ari berharap dengan dilaksanakannya orientasi ini semakin memperkuat semangat, kekompakan serta sikap proaktif TPK dalam melakukan pendampingan.
Berdasarkan Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, salah satu prioritas kegiatan yang termuat adalah mengenai pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin/calon pasangan usia subur (PUS) dan surveilans keluarga berisiko stunting.
Atas dasar hal itu maka dibentuklah Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB untuk memperkuat pelaksanaan pendampingan keluarga di seluruh wilayah.
Selain di Kabupaten Garut, kegiatan Orientasi TPK juga berlangsung serentak di seluruh kabupaten kota se-Jawa Barat. Beberapa kabupaten telah melaksanakan orientasi sejak 26 Februari 2024. Ditargetkan seluruh kegiatan orientasi ini selesai pada tanggal 22 Maret 2024.
Semoga pada bulan berikutnya para TPK siap melakukan pendampingan dengan lebih berkualitas. ( rilis/ agus suzana)