EXPOSKOTA.COM-Membangun dan memelihara pertemanan, persahabatan sekaligus persaudaraan, bahkan hingga 45 tahun lamanya, bagi banyak orang pastilah hal yang sangat teramat sulit. Tetapi tidak bagi kami, para alumni SMA Bruderan Purwokerto Kelas 3 D Tahun 1979.
Selama 45 tahun, persisnya sejak kami lulus SMA, pertemanan yang boleh kami sebut sebagai persaudaraan, hingga kini masih terpelihara dengan sangat baik. Padahal kami berasal dari etnis, strata ekonomi dan agama yang berbeda. Tetapi semua perbedaan itu justeru menjadikan satu kesatuan.
Ya, di sekolah kami siswanya selain etnis Jawa , juga ada etnis Tionghoa yang jumlahnya hampir paruh-paruh. Sebagai siswa yang berasal dari etnis Tionghoa, mereka tentunya memiliki strata ekonomi yang lebih tinggi ketimbang yang dari etnis Jawa. Tetapi sungguh, para siswa yang etnis Jawa sama sekali tidak melihat mereka yang etnis Tionghoa tampil lebih borju. Di sekolah, mereka yang etnis Tionghoa dan Jawa bergaul dan berbaur bersama tanpa merasa saling ada perbedaan.
Bukti bahwa kami masih memelihara persahabatan ( kami lebih sering menyebutnya persaudaraan) kami buktikan ketika Sabtu dan Minggu (21-22 September) lalu kami wujudkan dalam sebuah acara ‘ Reuni Spektakuler ‘. Luar biasanya, reuni setelah 45 tahun kami tak saling bersua itu, bisa berlangsung di sebuah hotel yang cukup megah di bilangan kawasan wisata Baturraden.
Mereka, kawan-kawan kami yang lebih mapan, hadir bukan hanya menjadi donatur akan tetapi juga memberikan souvenir, utamanya jaket reuni . Sungguh, tak ada sama sekali kesan pamer dari mereka yang telah menjadi donatur itu .
Di sisi lain, di antara kami juga ada yang sengaja membuat rendang dan membawanya jauh-jauh dari Jakarta untuk kami santap bersama. Juga rekan yang datang jauh dari Lampung membawa buah tangan, antaranya kopi Lampung. Tak ketinggalan pula yang membuat bubur kacang ijo dan kami santap bersama. Serta juga nasi tumpeng yang menjadi ‘simbol’ kehangatan di antara kami. Sungguh sebuah kebersamaan yang tak dapat dinilai dengan materi apa pun.
Bersama-sama mengenang kembali peristiwa 45 tahun lalu ketika kami bersekolah, membuat kami saling tertawa gembira. Kenakalan – kenakalan dan keunikan ketika kami masih berstatus pelajar, ternyata masih juga tersisa ketika kami kembali bertemu kali ini .
Dan satu hal, kami semua merasa bangga menjadi bagian dari persaudaraan sesama alumni ini. Seorang rekan kami, Jatmiko, bahkan merasa seperti mimpi bisa berkumpul kembali usai kami tak bertemu selama 45 tahun ini .
” Ya saya benar-benar merasa seperti mimpi bisa berkumpul kembali. 45 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dan kita bisa mempertahankan persaudaraan ini,” ungkap Jatmiko ketika menyampaikan kesan-kesannya kepada kami .
Kerja keras panitia reuni yang diketuai rekan kami, LPAS Widianingrum, atau yang masa sekolah akrab dengan panggilan Lukman, tentulah kami apresiasi karena acara reuni ini bisa sukses.
Di sisi lain, kami ingin terus memelihara persaudaraan ini dan ingin kembali menyelenggarakan reuni di tahun-tahun berikutnya. Dan jika Tuhan Yang Maha Kuasa memberi kami semua umur panjang, tentunya kami juga ingin menyelenggarakan ‘ Reuni Emas’ pada lima tahun mendatang. Untuk itu, kami semua sama-sama berdoa agar niat kami itu bisa terkabul. ( agus suzana)